Sabtu, Juli 21, 2012

Cerita Dibalik Penetapan Tersangka Kasus Hibah

LAMONGAN – Kejaksaan Negeri Lamongan sudah menetapkan TTK sebagai tersangka kasus bantuan hibah. Tapi tidak mudah aparat hukum untuk menetapkan Ketua Kelompok Ternak dan Tani ‘’Waluyo Jati’’, Desa Wangunrejo, Kec Turi ini sebagai tersangka. Ada liku menarik di dalamnya. Apa itu ? ------------- Wajahnya agak pucat dan selalu menundukkan kepalanya. Sesekali mengusap wajah dan membuang mukanya. Demikian pringai saksi yang mengatasnamakan bernama Tohirin, salah satu anggota Kelompok Ternak dan Tani ‘’Waluyo Jati’’, Desa Wangunrejo, Kec Turi, saat dihadapan tim penyidik. Sesuai surat panggilan, Tohirin saat itu datang ke Kejaksaan bersama saksi lain Tijan. Kepada tim penyidik, saksi Tohirin mengaku habis sakit. Karena sakitnya itu, sehingga membuat badannya tidak fit dan membuat wajahnya tidak sama dengan foto yang ada di KTP. Melihat saksi Tohirin, tim penyidik sudah curiga. Tapi, setelah mendengar pengakuannya yang habis sakit, tim penyidik tidak bisa mengelak, sehingga tetap memeriksanya. Satu demi satu saksi sudah dihadirkan. Setelah mencapai 10 saksi, tim penyidik giliran turun ke bawah. Dari turun ke lapangan ini, akhirnya bisa terungkap, siapa sebenarnya saksi yang mengatasnamakan Tohirin tadi. Ternyata, saksi yang mengatasnamakan Tohirin tadi sebenarnya Sudarmaji, juga anggota Kelompok Ternak dan Tani ‘’Waluyo Jati’’, Desa Wangunrejo, Kec Turi. Dari olah lapangan ini juga terungkap, munculnya Tohirin gadungan itu juga dikondisikan oleh tersangka TTK. ‘’Kalau kami tidak turun ke bawah, ya tidak terungkap kalau ada saksi palsu,’’ kata Kasi Intel Imang Job Marsudi. Imang mengaku, saksi Tohirin memang bukan saksi kunci dalam kasus ini. Tapi dengan munculnya saksi gadungan ini, sedikit banyak menghambat jalannya pemeriksaan. Saat didesak lebih jauh, Imang belum bisa memastikan, kapan kasus ini dilimpahkan ke Pengadilan. ‘’Ya masih butuh waktu untuk melengkapinya,’’ katanya, kemarin. Diberitakan sebelumnya Kejari Lamongan menetapkan Ketua Kelompok Ternak dan Tani ‘’Waluyo Jati’’, TTK sebagai tersangka kasus bantuan hibah. Penetapan tersangka ini dilakukan, setelah kejaksaan menemukan bukti kuat adanya sejumlah anggran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan oleh tersangka. ‘’Dari bantuan (Rp 50 juta) ini mestinya dipergunakan untuk pembelian 150 rean udang vanami, tepi ternyata hanya dibelikan 15 rean,’’ katanya. Sekedar diketahui, Kelompok Ternak dan Tani ‘’Waluyo Jati’’, merupakan satu dari penerima bantuan dana hibah 2011. Di Lamongan, proyek tersebut tersebar di 28 desa pada 14 kecamatan. Besarnya bantuan beragam, dari Rp 25 juta hingga 150 juta.

Selengkapnya......

Rabu, Maret 30, 2011

Banjir di Lamongan rendam sekolah


Banjir di Lamongan kali ini ternyata
tidak hanya menggenangi lahan pertanian dan jalan
saja. Lebih dari itu, banjir juga sudah menggenangi
sejumlah sekolah. Hingga Selasa (29/3), di kecamatan
Kalitengah saja, sudah ada 4 SDN yang sudah tergenang
air.

SDN Tiwet, merupakan salah satu dari empat SDN
di Kecamatan Kalitengah yang terendam banjir kali
ini. Genangan air di lantai mencapai sekitar 20 cm.
Selain SDN Tiwet, juga ada SDN Jalak Catur, SDN
Sumosari dan SDN Pucangtelu.

Menariknya, genangan air tersebut bisa dibilang
tidak menyurutkan semangat untuk belajar. Terbukti,
meski terganggu oleh air, namun aktivitas proses
belajar mengajar di sekolah setempat terus
berlangsung, sebagaimana hari biasa.

Karena lantai sekolah terendam air, sehingga
para siswa diberi kebebasan tidak mengenakan alas
kaki. Dengan kaki terendam air, para siswa itu duduk
dibangku seraya menerima materi pelajaran dari para
guru. ‘’Kami kawatir air semakin tinggi,’’ kata
Ubaidillah, salah satu siswa kelas VI, Selasa (29/3).

Pengawas dari UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Kalitengah Paimin melakaukan cek lokasi. Hasilnya,
ada empat sekolah di Kecamatan Kalitengah yanga
terendam banjir saat ini. Empat sekolah itu yakni
SDN Tiwet, SDN Jalak Catur, SDN Sumosari dan SDN
Pucangtelu.

Selain merendam sejumlah sekolah, banjir di Lamongan
kali ini juga merendam pemukiman warga, jalan
serta lahan pertanian, dalam hal ini sawah tambak.
Diantaranya di Desa Bojoasri, Sumberejo Kecamatan
Kalitengah. Selaian di Kecamatan kalitengah, banjir
juga terjadi di kawasan Kecamatan Deket, Glagah,
Karangbinangun, Turi, Lamongan dan Modo.

Pantauan di lapangan, banjir di Lamongan ini terjadi,
karena air tidak bisa dibuang emallui Bengawan Solo,
yang saat ini kondisi airnya lebih tinggi dari air
di kawasan banjir. Banjir kian parah, setelah ada

luberan dari wilayah Duduk Sampean, Kabupaten Gresik
yang diakibatkan luberan dari Kali Lamong.

Sementara data di Badan Penanagulangan bencana Daerah
Lamongan menyebutkan, banjir terjadi di 8 kecamatan.
Yakni Kecamatan Deket, Glagah, Karangbinangun,
Lamongan, Turi, Kalitengah dan Modo. Dari tujuh
kecamatan ini, terdapat 3.300 rumah yang terendam
air, sedangkan sawah tambaka mencapai 7.330 hektare.

Selengkapnya......

Tanamkan jiwa enterpreneur para pemuda


Ditengah kian menumpuknya pengangguran di negeri ini, seseorang khususnya para pemuda, dituntut untuk mandiri. Ya, mereka dituntut untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, bukan hanya untuk pribadi, tapi juga untuk orang lain. Bagaimana caranya ?
------------
Sekitar 150 peserta semiloka yang digelar Lembaga Tunas Mandiri tampak menjejali gedung Gedung PKP-RI Lamongan, tempat diselenggarakannya acara itu, belum lama ini. Mereka berasal dari para pemuda usia produktif, perwakilan siswa SMA dan SMK, serta para santri Ponpes di Lamongan.
Mereka tampak serius dalam mendengarkan materi yang disampaikan para narasumber antara lain Sugeng (PT. Semen Gresik), DR. Kholis Hamzah (Bid. Perekonomian Konsulat Jenderal Amerika Serikat) dan DR. Taufiqurrahman Saleh (Mantan anggota DPR RI).
Materi yang disampaikan para nara sumber bisa membuka cakrawala para peserta, dalam menumuhkembangkan dunia usaha. Para pemuda ini diajak bicara soal dunia kewirausahaan dalam rangka pengentasan pengangguran dan kemiskinan.
‘’Ini merupakan pengalaman baru kami, karena selama di bangku sekolah kami hanya diberi materi mata pelajaran umum. Tapi kali ini kita diberi wawasan yang luar biasa tentang bagaimana seorang pemuda berjiwa enterpreneur,’’ kata Sikma Zunarisca, peserta dari SMA Negeri 2 Lamongan.
Acara untuk untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya wira usaha ini tampak semakin komplet. Sebab para peserta bukan hanya dijejali materi kewirausahaan,tapi juga diajak praktek. Untuk praktek ini panitia menghadirkan Aris Ali dari Desa Tritunggal, Kecamatan Babat. Pengusaha sablon ini mengajarkan para peserta untuk praktek cetak sablon.
Semiloka ini sangat bermakna bagi para pemuda, khusnya bagi para peserta. Sebab baginya, bila acara ini tidak ada kelanjutan, bisa gterputus di tengah jalan. ‘’Karena itu kami berharap acara seperti ini bisa berkelanjutan, agar tidak terputus di tengah jalan,’’ pinta Ahmad Zamroni, utusan dari Karang Taruna Desa Sendangduwur, Kecamatan Paciran.
Sementara DR. Taufiqurrahman Saleh pada kesempatan itu mengungkapkan, segian besar lulusan perguruan tinggi di Iandonesia cenderung mencari kerja daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Ini diungkapkan oleh DR. Taufiqurrahman Saleh saat oleh DR. Taufiqurrahman Saleh pada acara semiloka di Gedung PKP-RI Lamongan , kemarin. ‘’Meningkatnya wirausaha khususnya di kalangan generasi muda akan mengurangi tingkat penganguran,’’ katanya.


Selengkapnya......

Rabu, Maret 09, 2011

Posyandu Lansia di Lamongan Diminati


Dibukanya layanan tingkat masyarakat pada lanjut usia (lansia) melalui Posyandu Lansia di Lamongan ternyata mendapat peminat yang besar. Seperti saat dibuka Posyandu Lansia di Desa Konang Kecamatan Glagah kemarin. Sekitar 160 lansia terdaftar menerima pelayanan yang dibuka Ketua TPPKK Lamongan Mahdumah Fadeli itu.

Selain Posyandu Lansia, di tempat yang sama juga dibuka kegiatan Posyandu untuk balita yang diikuti sejumlah 75 balita. Dalam kunjungannya di kecamatan dengan jumlah desa terbanyak di Lamongan itu, Mahdumah Fadeli juga menyerahkan bantuan dua unit Alat Peraga Edukatif (APE) dan bantuan pada ibu hamil berupa susu dan makanan bergizi.
Dalam keterangannya, isteri Bupati Fadeli itu menyampaikan kegiatan Posyandu Lansia merupakan langkah yang sangat startegis. Karena seperti halnya balita, para lansia juga mempunyai masalah-masalah kesehatan yang khas. “Dengan adanya Posyandu Lansia, diharapkan para lansia dapat melakukan pemantauan kesehatan secara rutin. Sehingga tidak perlu menunggu sampai mendapatkan masalah kesehatan, baru datang ke Puskesmas, “ ujarnya saat di Glagah.
Berdasar data Dinas Kesehatan setempat, saat ini di Lamongan jumlah Posyandu Lansia telah mencapai 167 unit. Posyandu Lansia dengan jumlah merata di semua desanya terdapat di Kecamatan Mantup. Saat ini Lamongan memiliki sejumlah 1.732 unit posyandu balita dan lansia. Sementara jumlah puskesmas mencapai 33 unit, puskesmas keliling 44 unit dan puskesmas pembantu 108 unit serta polindes ada 403 unit.
Posyandu Lansia sendiri adalah bagian dari jenjang pelayanan kesehatan di Lamongan. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu Lansia. Sementara pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar berada di puskesmas dan tingkat lanjut berada di RSUD dr Soegiri.
“Dengan adanya Posyandu Lansia ini diharapkan bisa meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat. Juga untuk mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan, “ pungkas Mahdumah Fadeli.

Selengkapnya......

Perilaku Pemuda Kini Makin Mencemaskan


Di satu sisi, globalisasi telah melahirkan berbagai perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat. Karena menawarkan contoh-contoh kemajuan dan alternatif baru. Namun hasil globalisasi seringkali kurang menguntungkan negara berkembang. Salah satu kelompok yang rentan ikut terbawa arus adalah generasi muda.
Hal tersebut disampaikan Dosen Sosiologi FISIP Unair Surabaya, Bagong Suyanto saat Pemantapan Wawasan Kesatuan Kebangsaan bagi masyarakat Jawa Timur di ruang pertemuan sebuah hotel di Lamongan, Selasa (8/3). “Dalam konteks relasi yang tidak seimbang antara negara maju dan negara sedang berkembang, maka hasilnyapun sering tidak menguntungkan negara sedang berkembang, “ ujar Bagong yang juga Koordinator Bidang Kemasyarakatan Dewan Pakar Provinsi Jatim tersebut.
Terkait rentannya generasi muda terhadap pengaruh berubahnya jaman itu, Bagong menyebut hal itu terjadi tak lain karena pemuda memiliki karakteristik unik. Yakni labil, sedang dalam taraf mencari identitas, mengalami masa transisi sehingga membuat mereka cenderung tidak mampu menahan godaan dari proses perubahan global.
Namun dia berharap semua pihak terutama orang tua dan guru tidak cepat menghakimi remaja dengan perilaku menyimpang sebagai anak nakal. Untuk memahami remaja, lanjutnya, yang dibutuhkan adalah kesediaan kita, terutama orang tua dan guru untuk berempati dan mengerti apa sebetulnya keinginan, harapan dan dunia kehidupan mereka. Menurut dia, tanpa adanya pemahaman yang mendalam terhadap kehidupan remaja, niscaya yang dilakukan hanyalah tindakan menghakimi atau sekedar menyalahkan mereka sebagai anak nakal yang tak patuh pada nasehat orang tua.
Dikatakannya, di berbagai kota besar sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ulah remaja semakin mencemaskan masyarakat. “Kenakalan remaja kini tidak lagi sekedar aktivitas seperti membolos sekolah, merokok, minum-minuman keras atau sekedar menggoda lawan jenis. Mereka kini seringkali terlibat tawuran layaknya preman, terjerumus dalam penggunaan obat-obatan terlarang dan kehidupan seksual pra nikah, “ ujarnya.
Lebih lanjut disampaikannya, globalisasi dengan berbagai atribut dan tawaran gaya hidup serta budaya yang mampu membangkitkan mimpi, fantasi dan pemenuhan emosional untuk menyenangkan diri sendiri adalah daya tarik yang sulit ditepis remaja. Terutama lewat nilai-nilai yang cenderung sekuler dan media massa.
“Globalisasi memang terbukti mampu menyatukan dunia dan menyebabkan batas-batas adnministrasi wilayah menjadi kabur. Namun di saat yang sama globalisasi ternyata malah melahirkan kesenjangan sosial, polarisasi antar kelas yang makin lebar serta menumbuhkan pengangguran yang makin besar, “ tegasnya.
Wabup Amar Saifudin saat membuka kegitan itu memiliki pandangan serupa dengan Bagong Suyanto. Dia tidak memungkiri masih rendahnya jiwa dan semangat wawasan kebangsan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Hal itu terbukti masih banyaknya pertikaian antar kampung, perang saudara, tingkah laku suporter yang anarkis, dan baru-baru ini kekerasan Ahmadiyah. “Semoga warga Lamongan tidak seperti itu,” kata dia.
“Demi terciptanya rasa cinta kepada bangsa maka kita harus memiliki wawasan dan pijakan yang benar dan tepat agar kita bisa membela negara dengan benar untuk mempertahankan keutuhan NKRI dari masalah disintregrasi, seperatisme, dan hadirnya kekuatan asing yang mengancam,” pungkasnya.
Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Bakesbangpollinmas Pemprov Jatim Zainal Muhtadin, Kepala Bakesbangpol dan Linmas Lamongan Abdul Wahib. Kegiatan itu juga diikuti sebanyak 40 orang dari Bakesbangpolinmasl Pemprov Jatim, pengurus BEM/PTN/PTS/Menwa di Surabaya, Lamongan Gresik, dan Tuban. Kemudian 40 orang pengurus Osis/SMA/SMK/Santri, dan ormas kepemudaan di Lamongan, 40 orang pengurus Osis/SMA/SMK/Santri, dan ormas kepemudaan Kabupaten Tuban dan Gresik.


Selengkapnya......

Senin, Februari 28, 2011

Penyakit aneh-aneh di Lamongan



Kembali ditemukan penyakit aneh di Lamongan.

Setelah Diana Rahmawati, terserang tumor mata, kini

Musning (52) tetangga warga Desa Made, Kecamatan Lamongan

kota ini mengalami penderitaan yang hampir sama. Ya, tangan

kanan perawan tua ini membesar bak ''tangan gajah''.

Tangan kanan perempuan itu nyaris tidak berfungsi.

Bagaimana tidak, lima jarinya hingga lengan, ditumbuhi

daging liar. Sehingga jari-jemarinya tidak bisa difungsikan

sebagaimana lazimnya.
Meski tangan kananya nyaris tidak berfungsi, tapi

dia tidak mau berhenti. Dia tetap beraktifitas, sebagaimana

orang sehat. ''Dia tetap rajin menyapu halaman rumanya,''

kata salah satu warga setempat, Kamis (24/2).
Pengakuan Musning, gejala pembengkakan tangnannya

itu diketahui sejak usia 7 tahun. Saat itu, tangannya sudah

mulai gatal-gatal. Seiring perjalanan waktu, gatal-gatal

itu kian menjadi. Puncakanya, pada usia 20 tahun,jari-jari

Asmuning mulai membengkak. Lima jarinya seakan ditumbuhi

daging liar.
Keterangan lainnya menyebutkan, karena malu

berobat, sehingga daging liar itu kian tumbuh subur. Dan

kini bukan hanya di sekitar jari dan telapak tangan, tapi

hingga ke bahu.

Ketua PKK Lamongan Hj Mahduma Fadeli tak kuasa menahan rasa

ibah, begitu melihat Musning. Selain mencoba menghibur,

istri bupati Fadeli ini juga memberi santunan kepadanya.

''Ini jumlahnya tdak banyak, tapi dari sedikit ini

mudah-mudahan bisa bermanfaat,'' katanya saat menyerahkan

bantuan tersebut, Kamis (24/2).

Kepala Dinas Kesehatan Lamongan dr M. Shohieb yang

baru mengetahui penyakit Asmuning mengaki tidak bisa

gegabah. Untuk mengobati Asmuning, pihaknya masih perlu

observasi.
Sekilas, pihaknya menduga, tangan Musning itu bisa

jadi akibat pembuluh dara terjepit. Hal ini dikarenakan

tulang yang patah akibat jatuh, tidak kembali sebagaimana

mestinya. ''Karena kami dengar dia pernah patah tulang

karena jatuh,'' katanya.
Meski bisa menduga, tapi pihaknya tetap akan melakukan

observasi. Dari observasi itu, lanjut dia, baru bisa

ditentukan langkah apa yang tepat untuk memgobatinya.
Soala biaya, menurunya, akan ditanggung oelh pemerintah

melalui dana jasmas. ''Termasuk biaya observasi ini,''

katanya.

Retinoblastoma


Kanker mata (Retinoblastoma) yang menyerang Diana
Rahmawati, (15) dinilai sangat aneh. Ini terungkap dari pernyataan
Kepala Dinas Kesehatan Lamongan dr M Shohieb saat mendampigi rombonga
pengurus PKK setemat, saata mengunjungi Diana di rumahanya, Selasa
(22/2).
Ketua Tim Penggerak (TPPKK) Lamongan Mahdumah Fadeli
bersama wakilnya Nurul Hidayati Amar Saifudin merasa prihatin atas
penderitaan Diana. Karena itu pimpnan PKK lamongan ini minta keluarga
untuk tabah, seraya beriqtiar untuk kesemban Diana. ''Berdoalah agar
diberi kesembuhan oleh Allah,'' pinta Mahduma yang disambut
manggut-manggut oleh Diana.
Sebagai bentuk kepedulian pada warga, PKK Lamongan
memberi sejumlah bantuan. Bantuan itu diserahkan kepada Siti
Khoiriyah, ibu Diana. ''Ini hanya sedikit sebagai bentuk kepedulian
dari PKK,'' kata Mahdumah seraya menyerahkan banatuan tersebut.
Keprihatinan para pengurus PKK Lamongan ini bisa dipahami. Karena
kedua bolah matanya menumbul keluar, membuat matya kanan Diana tidak
berfungsi. Bukan hanya itu, karena tumbuh suburnya kanker itu,
sehingga pendengaran gadis tersebut terganggu. Itu pun belum cukup. Di
sebagian tangan dan bahunya kini sudah tumbuh benjolan.
Kepala Dinas Kesehatan Lamongan dr M. Shohieb saat mendampingi
rombongan PKK itu menyatakan, ada keanehan pada penyakit Diana.
Sekilas, bisa dibilang penyakit itu kanker mata atau retinoblastoma.
Kanker jenis ini menyerang pada anak-anak, ketika masih balita.
Biasanya, yang diserang hanya satu mata. ''Tapi yang terjadi pada
Diana pada kedua matanya,'' katanya.
Bisa jadi, kanker Dianba menyerang, ketika Diana ketika masih balita.
Indoikasinya, tanda-tanda itu muncul, ketika Diana menginjak usia 7
tahun. Saat itu, sudah disarankan pihak Dinas Kesehatan Lamongan untuk
dibawa ke Undaan Surabaya. Oleh pihak Undaan, Diana diminta untuk ke
RSUD dr Soetomo. Oleh pihak RS ini, penderita direkomendasi untuk
dioperasi. ''Karena takut, sehingga tidak jadi dioperasi,'' kata dr
Shoqieb, membeber ulang perjalanan Diana.
Karena tidak dioperasi, keluarga menempuh cara pengobatan alternatif
untuk kesembuhan Diana. Sekitar 5 tahun, keluarga tidak ada kontak
dengan Dinas Kesehatan, atas perkembangan apenyakit Diana.
Disinggung lebih lanjut, dr Shoqieb mengaku kanker Diana sudah parah.
Kini sudah dibuatkan rujukan agar Diana dibawa ke RSUD dr Soetomo
Surabaya. Soal biaya, menurutnya, semua akan ditanggung pemerintah.
''Kita menunggu kesiapan dari dr Soetomo untuk menerimanya,'' katanya.
Sebenarnya, tambah dia, kondisi Diana sangat delematis, tidak
dioperasi parah, dioperasi juga mengkawatirkan. Pasalnya, kanker
tersebut sudah menyerang otak. ''Nanti kita serahkan ahlinya (di RSUD
dr Soetomo Surabaya,'' katanya.
Terkait benjolan lain selain kedua mata Diana, menurut
dokter Shohieb, itu tidak ada kaitannya dengan kanker mata.
''Itu terpisah dan bisa saja benjolan itu dioperasi di sini
(Lamongan) katanya,'' katanya.

Selengkapnya......