Senin, Februari 28, 2011

Penyakit aneh-aneh di Lamongan



Kembali ditemukan penyakit aneh di Lamongan.

Setelah Diana Rahmawati, terserang tumor mata, kini

Musning (52) tetangga warga Desa Made, Kecamatan Lamongan

kota ini mengalami penderitaan yang hampir sama. Ya, tangan

kanan perawan tua ini membesar bak ''tangan gajah''.

Tangan kanan perempuan itu nyaris tidak berfungsi.

Bagaimana tidak, lima jarinya hingga lengan, ditumbuhi

daging liar. Sehingga jari-jemarinya tidak bisa difungsikan

sebagaimana lazimnya.
Meski tangan kananya nyaris tidak berfungsi, tapi

dia tidak mau berhenti. Dia tetap beraktifitas, sebagaimana

orang sehat. ''Dia tetap rajin menyapu halaman rumanya,''

kata salah satu warga setempat, Kamis (24/2).
Pengakuan Musning, gejala pembengkakan tangnannya

itu diketahui sejak usia 7 tahun. Saat itu, tangannya sudah

mulai gatal-gatal. Seiring perjalanan waktu, gatal-gatal

itu kian menjadi. Puncakanya, pada usia 20 tahun,jari-jari

Asmuning mulai membengkak. Lima jarinya seakan ditumbuhi

daging liar.
Keterangan lainnya menyebutkan, karena malu

berobat, sehingga daging liar itu kian tumbuh subur. Dan

kini bukan hanya di sekitar jari dan telapak tangan, tapi

hingga ke bahu.

Ketua PKK Lamongan Hj Mahduma Fadeli tak kuasa menahan rasa

ibah, begitu melihat Musning. Selain mencoba menghibur,

istri bupati Fadeli ini juga memberi santunan kepadanya.

''Ini jumlahnya tdak banyak, tapi dari sedikit ini

mudah-mudahan bisa bermanfaat,'' katanya saat menyerahkan

bantuan tersebut, Kamis (24/2).

Kepala Dinas Kesehatan Lamongan dr M. Shohieb yang

baru mengetahui penyakit Asmuning mengaki tidak bisa

gegabah. Untuk mengobati Asmuning, pihaknya masih perlu

observasi.
Sekilas, pihaknya menduga, tangan Musning itu bisa

jadi akibat pembuluh dara terjepit. Hal ini dikarenakan

tulang yang patah akibat jatuh, tidak kembali sebagaimana

mestinya. ''Karena kami dengar dia pernah patah tulang

karena jatuh,'' katanya.
Meski bisa menduga, tapi pihaknya tetap akan melakukan

observasi. Dari observasi itu, lanjut dia, baru bisa

ditentukan langkah apa yang tepat untuk memgobatinya.
Soala biaya, menurunya, akan ditanggung oelh pemerintah

melalui dana jasmas. ''Termasuk biaya observasi ini,''

katanya.

Retinoblastoma


Kanker mata (Retinoblastoma) yang menyerang Diana
Rahmawati, (15) dinilai sangat aneh. Ini terungkap dari pernyataan
Kepala Dinas Kesehatan Lamongan dr M Shohieb saat mendampigi rombonga
pengurus PKK setemat, saata mengunjungi Diana di rumahanya, Selasa
(22/2).
Ketua Tim Penggerak (TPPKK) Lamongan Mahdumah Fadeli
bersama wakilnya Nurul Hidayati Amar Saifudin merasa prihatin atas
penderitaan Diana. Karena itu pimpnan PKK lamongan ini minta keluarga
untuk tabah, seraya beriqtiar untuk kesemban Diana. ''Berdoalah agar
diberi kesembuhan oleh Allah,'' pinta Mahduma yang disambut
manggut-manggut oleh Diana.
Sebagai bentuk kepedulian pada warga, PKK Lamongan
memberi sejumlah bantuan. Bantuan itu diserahkan kepada Siti
Khoiriyah, ibu Diana. ''Ini hanya sedikit sebagai bentuk kepedulian
dari PKK,'' kata Mahdumah seraya menyerahkan banatuan tersebut.
Keprihatinan para pengurus PKK Lamongan ini bisa dipahami. Karena
kedua bolah matanya menumbul keluar, membuat matya kanan Diana tidak
berfungsi. Bukan hanya itu, karena tumbuh suburnya kanker itu,
sehingga pendengaran gadis tersebut terganggu. Itu pun belum cukup. Di
sebagian tangan dan bahunya kini sudah tumbuh benjolan.
Kepala Dinas Kesehatan Lamongan dr M. Shohieb saat mendampingi
rombongan PKK itu menyatakan, ada keanehan pada penyakit Diana.
Sekilas, bisa dibilang penyakit itu kanker mata atau retinoblastoma.
Kanker jenis ini menyerang pada anak-anak, ketika masih balita.
Biasanya, yang diserang hanya satu mata. ''Tapi yang terjadi pada
Diana pada kedua matanya,'' katanya.
Bisa jadi, kanker Dianba menyerang, ketika Diana ketika masih balita.
Indoikasinya, tanda-tanda itu muncul, ketika Diana menginjak usia 7
tahun. Saat itu, sudah disarankan pihak Dinas Kesehatan Lamongan untuk
dibawa ke Undaan Surabaya. Oleh pihak Undaan, Diana diminta untuk ke
RSUD dr Soetomo. Oleh pihak RS ini, penderita direkomendasi untuk
dioperasi. ''Karena takut, sehingga tidak jadi dioperasi,'' kata dr
Shoqieb, membeber ulang perjalanan Diana.
Karena tidak dioperasi, keluarga menempuh cara pengobatan alternatif
untuk kesembuhan Diana. Sekitar 5 tahun, keluarga tidak ada kontak
dengan Dinas Kesehatan, atas perkembangan apenyakit Diana.
Disinggung lebih lanjut, dr Shoqieb mengaku kanker Diana sudah parah.
Kini sudah dibuatkan rujukan agar Diana dibawa ke RSUD dr Soetomo
Surabaya. Soal biaya, menurutnya, semua akan ditanggung pemerintah.
''Kita menunggu kesiapan dari dr Soetomo untuk menerimanya,'' katanya.
Sebenarnya, tambah dia, kondisi Diana sangat delematis, tidak
dioperasi parah, dioperasi juga mengkawatirkan. Pasalnya, kanker
tersebut sudah menyerang otak. ''Nanti kita serahkan ahlinya (di RSUD
dr Soetomo Surabaya,'' katanya.
Terkait benjolan lain selain kedua mata Diana, menurut
dokter Shohieb, itu tidak ada kaitannya dengan kanker mata.
''Itu terpisah dan bisa saja benjolan itu dioperasi di sini
(Lamongan) katanya,'' katanya.

0 komentar: