Jumat, Februari 13, 2009

Kembangkan Kakap Putih Budidaya

Beberapa areal pertanian di Lamongan yang kerap kena air asin, membuat
tanah tersebut tidak dimungkinkan untuk ditanamai padi. Selain itu
udang vannamae yang sudah kerap diserang penyakit membuat Pemkab
Lamongan mencarikan solusi yakni dengan rencana pengembangan budidaya
ikan kakap putih.
Saat ini rencana budidaya ikan kakap putih ini diakui Kepala Dinas
Perikanan dan Kelautan Mustakim Arif melalui Kabag Humas dan Infokom
Aris Wibawa masih dalam tahap pengembangan. Dan itupun nanti dalam
skala kecil di areal sawah tambak.
"Pengembangan budidaya ikan kakap putih di areal tambak ini memang
masih dalam tahap percobaan. Nanti setelah berjalan, masih akan
dihitung kelayakan ekonominya. Apakah dari biaya produksi memungkinkan
untuk diproduksi masyarakat secara`massal. Kalau hasilnya layak, tentu
akan disosialisasikan ke masyarakat. Seperti halnya dulu ketika awal
pengembangan udang vannamae yang habitat aslinya di air payau yang
sukses dikembangkan di air tawar oleh petani Lamongan. Ini merupakan
bagian dai usaha pengembangan bibit unggul bagi masyarakat, " ungkap
Aris.
Beberapa pengembangan bibit unggul perikanan yang berhasil
dikembangkan masyarakat Lamongan diantaranya budidaya ikan kerapu di
wilayah pantura, tepatnya di Desa Labuhan/Paciran dengan sistem
keramba di laut. Budidaya ikan jenis ini cukup sukses dikembangkan.
Bahkan empat tahun lalu mearih juara II nasional budidaya ikan kerapu.
Selain ikan kerapu, lanjut Aris, di pantura juga telah sukses
dikembangkan budidaya ikan kepiting khas yang di Lamongan lebih
dikenal dengan rajungan. Budidaya ini juga menggunakan sistem keramba
di laut.
"Rajungan pada usia satu hinga satu setengah bulan sudah mencapai
ukuran konsumsi, sehingga cukup singkat budidayanya. Sementara ini
bibit masih diambilkan dari alam. Yakni dari peranakan rajungan yang
menepi ke pantai saat air surut. Saat ini karena belum begitu banyak
dibudidayakan, pemasarannya masih sebatas ke restoran-restoran lokal.
Harganya juga cukup lumayan. Satu kilogram rajungan berisi sekitar
empat ekor dihargai Rp 40 ribu, " kata dia.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Inovasi yang bagus.

Memang disaat lahan sawah tidak bisa ditanami lagi, maka harus segera dicari alternatif lain.

Mahal mana ya kakap putih dibandingkan kakap merah?

Anonim mengatakan...

Hello Adam.
Thanks for yor visit and comment. I answered you in my blog but decided to visit yours too.
I wish I could understand your posts but I only understand Portuguese, English, French and Spanish. Sorry I can´t make a good comment.
You´re welcome to visit anytime.
Good weekend.