Jumat, Desember 19, 2008

Diminta belajar dari Ikan Lele




LAMONGAN – Ikan lele, salah satu unsur simbol Kabupaten Lamongan mempunyai makna yang mendalam. Ini terungkap pada acara pembinaan mental spiritual bagi PNS di lingkup mushola Al-Amin, Sekretariat Daerah Kabupaten setempat, (19/12). Bagaimana tauladan dari ikan yang sulit ditangkap dengan tangan ini ?

---------------

Dikatakan KH. Abdul Khalim dalam acara sebulan sekali pada Jumat pagi ini, sebagai manusia yang hidup di alam kemerdekaan, pegawai harus pandai bersukur. Bentuk rasa sukur, dapat direalisasikan dalam dunia nyata, dengan cara meningkatkan disiplin kerja, meningkatkan kinerja di tempat kerja.

Rasa syukur ini, kata dia, tidak terlalu berlebihan, bila dibanding sejarah masa lalu utamanya sebelum Indonesia merdeka. Bagaimana tidak sulit, karena hidup sebelum Indonesia merdeka, karena saat itu belum ada fasilitas seperti sekarang seperti listrik, Rumah Sakit, transportasi, bahkan hiburan seperti radio dan TV.

’’Misalkan tahun 1938 sampai 1943 hanya ada satu Rumah Sakit di Kabupaten Lamongan,’’ kata pengasuh Ponpes Al-Hikmah Dusun Kudu, Desa Weduni, Kecamatan Deket ini.

Setelah kemerdekaan, lanjutnya, selayaknya masyarakat Lamongan tidak bermalas-malasan. Masyarakat dan pegawai Kabupaten Lamongan harus termotifasi mengembangkan potensi yang ada. ’’Sebagaimana digambarkan simbol Kabupaten Lamongan yakni ikan lele, yang bermakna masyarakatnya ulet, sabar, dan kuat atau tangguh,’’ tuturnya.

Kini yang penting harus dilakukan seoran pegawai, katanya, harus sabar, qanaah, dan menerima atau bersukur selalu. Sebab dengan bersukur seseorang akan menghargai nikmat yang telah diberikan Allah.

Pada acara yang dibuka Sekda H. Fadeli ini, ustadz Khalim, Allah menciptakan manusia berbeda-beda. Namun perbedaan tersebut diciptakan untuk saling melengkapi. ’’Karena sebenarnya tidak ada yang sempurna,’’ katanya.

Ditambahkan Ustadz Khalim, usaha manusia itu berbeda-beda. Ada yang bersungguh-sungguh mencari ridha Allah, ada yang setengah hati mencari ridhanya, dan ada yang tidak perduli dengan ridha Allah.

’’Sedangkan 5 hal yang harus dimiliki individu dalam mencari ridha Allah dan hidayah yaitu istri atau suami, rumah, berbudi (berahlaq, bermasyarakat,dan berkreasi seni dan politik), agama, dan hidayah taufiq,’’ pungkasnya. (kadam mustoko)





1 komentar:

adam mengatakan...

mana berita religi lainnya