Senin, Januari 05, 2009

Rony, Akhirnya Dirujuk ke RS


Berita kasus Rony (10), penderita kanker ganas, warga Dusun Bululor, Desa Tuguh, Kecamatan Mantup, mengusik perhatian Pemkab Lamongan. Terbukti, sebelum kasus ini kian parah, pasien yang mengalami kelumpuhan ini dilarikan ke RSUD dr Lamongan.


Pemberitaan gencar soal penderitaan Rony, ternyata memerahkan telingah pihak terkait. Indikasinya, diam-diam bocah kelas V SD ini dirawat di RSD dr Soegiri, tepatnya di ruang bedah, sejak Jumat (2/1).
Sontak bocah kelas V SD ini menjadi perhatian para pengunjung Rumah Sakit setempat. Kepalanya yang ditumbuhi kanker sebesar kepala, membuat wajah pasien ini tidak tampak. Ia hanya bisa berkedap-kedip, sehingga membuat haru para pengunjung. ‘’Ya Allah, astaghfurullah halazim,’’ sebut seorang perempuan diantara pengunjung lain, begitu melihat Rony yang terkulai lemas di tempat tidur RS setempat, kemarin.

Direktur RSD dr Soegiri Herry Widijanto menegaskan, tim ini akan melakukan diaknosis patologi anatomi, yakni mempelajari jenis penyakit berikut penanganan pasien. Karena itu, pihaknya akan konsultasi dengan pihak RSUD dr Seotomo, yang pernah menangani Rony.
Bila hasil konsultasi ini merekomendasikan Rony memungkinkan untuk dilakukan radioterapi hingga 10 kali, kata dia, maka pasien akan diberangkatkan ke RSUD dr Soetomo. ‘’Kalau memungkinkan, besok (hari ini-red) akan kami bawa ke Surabaya,’’ kata Herry usai mengontrol kesehatan Rony di Rumah Sakit setempat, kemarin.
Tapi berdasarkan hasil rontgen dari RSUD dr Soetomo, kata dia, kanker yang menyerang Rony jenis Fibro Angioma. Karena jenis kanker ini menyerang pembuluh darah, sehingga penyembuhannya tidak bisa dilakukan dengan cara operasi maupun kemoterapi, karena bisa mengakibatkan pendarahan yang luar biasa.
Jenis kanker ini beda dengan kanker kulit, yang penyembuhannya bisa dilakukan dengan cara operasi. Karena jenis Fibro Angioma sehingga satu-satunya jalan penyembuhannya dengan cara radioterapi dengan sinar radioaktif. ‘’Radioterapi ini akan merusak sel-sel kanker,’’ katanya.

Disinggung soal kurang kepedulian, utamanya Puskesmas Mantup setelah kanker Rony kambuh, dr Herry sulit menjawabnya. Pasalnya, kasus ini terjadi saat kepemimpinan puskesmas yang lama. Bahkan pihaknya tidak mendapat laporan dari Puskesmas. ‘’Kami belum dadat laporan,’’ katanya.
Dibagian lain, dr Herry sempat menyatakan, kalau RSUD dr Soetomo tidak memungkinkan, pihaknya akan membawa Rony ke Malang. Pasalanya, ia punya teman seorang pakar kanker. ‘’Kalau dengan sinar tidak bisa, nanti bisa diberi obat di sana (Malang), tapi tergantung kesiapan keluarga,’’ katanya.
Soal biaya pengobatan Rony, baik untuk ke RSUD dr Soetomo maupun ke Malang, dr Herry minta pihak keluarga tidak terlalu memikirkan. Pasalnya, untuk pengobatan pasien mempunyai Jamkesmas, sedangkan untuk akomodasi akan dibantu Pemkab Lamongan. Bahkan melalui Kabag Kesmas Luluk Humam, Pemkab Lamongan menyerahkan bantuan pada keluarga Rony di RSD dr Soegiri, saat Rony berbaring lemas. Selain itu, juga ada sumbangan dari pembaca yang dihimpun koran terbitan Jawa Timur.

Beda dengan pernyataan Dirut RSD dr Soegiri, Kepala Dinas Kesehatan Shohib, saat dikonfirmasi membantah keras saat dikatakan kurang perhatian terhadap Rony. Bahkan, pihaknya sudah melakukan pemantauan sejak dua tahun yang lalu.
Tapi saat disinggung, kenapa tindakan terhadap Rony baru dilakukan sekarang, dr Shohib sulit menjawab, bahkan jawabannya terkesan mengambang. ‘’Ini yang perlu kerja sama,’’ katanya.
Asrip menuturkan, anaknya ini lahir secara normal. Tapi sejak kelas 1 SD, tumbuh bisul di bawa mata kanannya. Karena kian besar, tahun 2005 buah hatinya ini dibawa ke RSUD dr Sutomo Surabaya.
Di RS ini, pengobatan kanker Rony tidak dioperasi tapi melalui sinar karena sudah besar. Setelah sembuh, Rony melanjutkan sekolahnya lagi.
Tapi belum lama ia tersenyum, keluarga tidak mampuh ini harus menjalani penderitaan lagi. Sebab, setehun setelah penyinaran, kankernya kambuh lagi. Karena pertumbuhan cepat, sehingga pada awal 2008 kanker Rony sudah sebesar kepalanya. Rony pun tidak melanjutkan sekolahnya di bangku eklas V SD.
Celakanya, meski keluarga ini sudah menjerit, tapi seakan tidak ada yang mendengar. Bahkan Pemkab setempat terlihat rebut, setelah berita kanker Rony menghiasi halaman pada sejumlah media massa.



0 komentar: