Kamis, April 02, 2009

Tenun Ikat Terpanjang di Dunia


Kain Tenun Ikat Parengan dari Desa Parengan Kecamatan Maduran secara resmi dinyatakan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai kain tenun ikat terpanjang. Dengan panjang mencapai 60 meter dan lebar 87 centimeter, kain tenun ikat itu melampaui rekor sebelumnya dari Kabupaten Sumba Timur NTT dengan panjang 50,1 meter dan lebar 60 centimeter. Penghargaan tersebut diberikan Ketua Muri Jaya Suprana saat peresmian Pusat Informasi dan Promosi Diskopindag Lamongan, Selasa (31/3)
Jaya Suprana selaku Ketua MURI serahkan langsung plakat penghargaan dengan nomor registri 3637/R.MURI/III/2009 itu. Masing-masing kepada Bupati Lamongan selaku pemrakarsa, Miftakhul Koiri selaku pembuat dan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) selaku sektor penyelenggara.
Bahkan dalam keterangannya, Jaya Suprana menyatakan harusnya rekor tenun ikat Lamongan itu bisa menjadi rekor dunia. Karena menurutnya, di dunia ini kerajinan tenun ikat hanya ada di Lamongan. “Seharusnya (tenun ikat) ini bisa masuk rekor dunia. Saya juga berharap tikar asli Lamongan bisa masuk rekor MURI. Karena tikar Lamongan sangat unik, “ papar dia.
Penasbihan rekor untuk tenun ikat parengan Lamongan ini sekaligus menggeser rekor tenun ikat sebelumnya oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Sumba Timur Propinsi NTT. Karya tenun ikat ini hanya sepanjang 50,1 meter dengan lebar 60 centimeter. Itupun dikerjakan oleh 60 orang pekerja selama 152 hari.
Sementara kain tenun ikat parengan yang dibuat Miftakhul Koiri dari Desa Parengan/Maduran tersebut dikerjakan dalam waktu yang lebih seingkat. Seperti dituturkan Miftakhul Koiri, kain hasil karyanya itu dikerjakan bersama 10 orang pekerja dalam waktu 22 hari. “Butuh sekitar 25 orang untuk membentangkan keseluruhan panjang dari kain ini, “ kata dia.
Secara resmi tercatat panjang kain tenun ikat itu dalam rekor MURI adalah 59,9 meter. Namun dalam kenyataannya, panjang kain tersebut seperti dinyatakan Jaya Suprana ternyata panjangnya lebih dari 60 meter.
Desa Parengan di Lamongan memang memiliki potensi besar pada bidang industri tenun ikat. Sejumlah 30 unit industri tenun ikat yang ada di desa ini sanggup emnyerap tenaga kerja hingga 3000 orang. Unit industri tenun ikat di desa ini umumnya sudah memakai ATBM (alat tenun bukan mesin). Sementara bahan baku seperti seperti sutera dan pewarna masih mengimpor dari India dan China.

2 komentar:

ahmad mengatakan...

mana KOK GAK UPDATE SAMA SEKALI ?

ahmad mengatakan...

beritanya kok g update masssss