Sabtu, Maret 28, 2009

Lagi, RSD Lamongan Terlantarkan Pasien Miskin


Pelayanan RSD dr Soegiri Lamongan kembali dipertanyakan. Betapa tidak, rumah sakit milik Pemkab setempat itu, tega mentelantarkan pasien keluarga miskin, Ismuwati (30) warga Desa Pandanpancur, Kecamatan Deket . Akibat cueknya pelayanan kesehatan ini, pasien tersebut menjerit kesakitan yang diduga akibat kandungannya ditunda kelahirannya. Bagimana kisah sedih ini berlangsung ?
-------------
Dengan tubuh yang lemas terbaring di salah satu ruang RS Muhammadiyah Lamongan, Ismuwati tampak belum bisa melupakan peristiwa yang baru saja dilewati. Kelahiran anak keduanya, menyisahkan cerita kisa nestapa. Ibu paro baya ini masih tidak mau komentar banyak soal kisah sedihnya itu. Tapi saat didesak lebih lanjut, sedikit demi sedikit mau membuka tabirnya.
Pada Senin (16/3), kandungannya sudah terasa sakit. Tanda-tanda kelahiran kandungan istri Ichsan ini terbilang lamban, karena sebelumnya bidan desa setempat memprediksi lahir pada 9/3. Atas rekomendasi bidan setempat dan tak lupa membawa Askeskin, pasien ini dirujuk ke berangkat ke RSD Soegiri.
Langkah ini merupakan jalan terbaik, guna keselamatan sang ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Pasalnya, bayi dalam kandungan itu sudah terindikasi dalam keadaan nyungsang. Kelahiran bayi kian sulit karena pinggul sang ibu yang sempit.
Dengan perasaan cemas bercampur sedikit gembira, karena ada harapan mendapat pelayanan gratis, ia menuju ke Rumah Sakit milik Pemkab Lamongan itu. Tapi apa yang terjadi ?. Sampai di Rumah Sakit ini, pasien yang malang ini tidak mendapat penanganan serious. Lebih tragis lagi, tidak ada pemberian obat atau papaun yang diberikan pada pasien. Padahal, dengan kasat mata umum saja, sudah bisa dipridiksi pasien sudah mengalami tanda-tanda kelahiran.
Informasi yang diperoleh Ichsan, yang tak lain suaminya sendiri, ada pro kontra tim medis Rumah Sakit setempat dalam menangani pasien. Dr Rianto menginginkan pasien dioperasi, sedangkan dr Hartono tidak setuju. Akibat dua persepsi ini, sehingga pasien terlantar. Ditunggu hingga Kamis (19/3), ternyata tidak ada sentuhan dari tim medis, sehingga pasien terpaksa dibawa pulang oleh keluarganya. ''Ya sama dengan pindah tidur saja ke rumah sakit sana (RSD dr Soegiri),'' katanya.
Baru sehari istirahat di rumah, rasa sakit Ismuwati tidak terbendung. Kelahiran sang bayi seakan tidak bisa ditahan lagi. Untuk menyelamatkannya, dengan nekat, pasien dibawa ke RS MD. Datang siang di Rumah Sakit ini, pada malam harinya sudah dioperasi. Anak kedua pasangan Ismuwati-Ichsan itu ternyata laki-laki.
Bayi sudah lahir dengan selamat, begitu jga dengan ibu yang tengah melahirkannya itu. Lagi-lagi keluarga ini dibikin mumet. Sebab mereka harus bisa membayar semua biaya persalinan. Sedangkan harta benda yang bisa diuangkan hanya kendaraan Suzuki Shoguyn 1998. ''Kalau tidak dapat putaran ya kendaraan ini terpaksa dilempar,'' kata Hadi Suroso, kakak pasien saat itu.

0 komentar: