Warga nadliyyin tampaknya tetap menjadi target para caleg dan capres. Mereka menempuh berbagai cara untuk bisa melakukan pendekatan. Termasuk yang dilakukan Prabowo Subianto. Saat hadir di tengah-tengah alumnus Ponpes Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Selasa (24/2), salah satu calon presiden ini berupaya merebut simpatik warga nahdliyyin.
Dihadapan sekitar seribu alumnus Ponpes Sunan Drajat, yang bisa dibilang berbasis NU, Prabowo mengungkapkan, bagaimana simpatiknya pada NU. Menurutnya, dirinya terasa adem ayem bila berada di kalangan NU. ‘’Saya merasa adem-ayem saaat berada di kalangan NU,’’ katanya.
Sebab, kata menantu penguasa Orde Baru almarhum Soeharto ini, NU merupakan organisasi Islam –nasionalis, Islam yang moderat. Organisasi keagamaan yang satu ini tegas dalam memperjuangkan agama, juga tegas dalam memperjuangkan NKRI. Visi-misi ini, kemudian dinilai Prabowo sama dengan jalan pikirannya. ‘’NU kerja keras menegakkan agama, NU kerja keras untuk mempertahankan negara,’’ katanya.
Pada kesempatan itu, Prabowo juga mengkritik pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia memang tidak menyebut nama SBY, tapi saat disinggung perkembangan negeri ini, ia meniali, selama ini terjadi kesalahan sistem di negeri ini. Akibat, sistemnya salah, sehingga Indonesia sulit lepas dari kesulitan.
Persoalan di negeri ini, ungkapnya, bukan persoalan individu melainkan persoalan sistem. Karena itu, ke depan, guna menata negeri ini, diperlukan perbaikan terhadap sistemnya. Berganti orang, termasuk pimpinan, kata dia, tidak menjamin pertumbuhan Indonesia ke depan lebih baik, bila tanpa perubahan sistem. ‘’Kalau ganti orang tapi sitemnya sama, tidak dirubah, maka kita tidak bisa keluar dari kesulitan,’’ katanya pada wartawan, usai acara tersebut.
Tokoh Parpol Gerindra ini mengaku, dirinya punya perjuangan. Lebih keras lagi, dia menginginkan perubahan di republik ini, khusunya perubahan di bidang ekonomi. Ia ingin segera selesaikan persoalan ekenomi kerakyatan. Kalau tidak, kata dia, negeri ini bisa ambruk. ‘’Kalau tidak, kekayaan kita habis, ambruk kita,’’ katanya.
Disinggung soal perpecahan antara SBY dengan Jusuf Kalla, Prabowo enggan komentar banyak. Tapi tidak bisa dipungkiri, secara tersirat, ia memanfaatkan momen tersebut. ‘’Kita ambil yang terbaik dari dinamika demokrasi itu,’’ katanya diplomatis.
Disinggung rencana politik kedepan, Prabowo belum mau mengungkap. Menurutnya, persoalan itu akan terjawab, setelah 9 April, yakni pelaksanaan Pemulu 2009. ’’Saat itu kita cari dinamika politik,’’ katanya.
Tapi untuk perjuangannya ini, ia minta dukungan semua keluarga. Bukan hanya dukungan dari keluarga Cendana, tapi semua keluarga. ‘’Minta dukungan pada semua keluarga, termasuk keluarga Cendana, keluarga Bung Karno, termasuk keluarga anda,’’ kelakarnya pada wartawan.
Selasa, Februari 24, 2009
Prabowo Rebut Simpatik Warga Nadliyyin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar