Banyaknya black campaign pada pemilihan, baik Pilkada maupun Pemilu sebelumnya, membuat pemerintah bersikap. Untuk mengantisipasi maraknya praktek melalui media elektronik, yang bisa mencoreng nama baik caleg dan parpol pada pemilu 2009 mendatang, Menteri Komunikasi dan Informatika membuat peraturan. Permen ini segera tuntas.
Ini terungkap dari pernyataan Menkoinfo H. Mohammad Nuh, usai menghadiri puncak peringatan Harlah NU-83 Tahun 2009 yang dipusatkan di Lampus Hijau Universitas Islam Lamongan (Unisla), Sabtu (31/1).
Disinggung soal penertiban kampanye via media elektronik, Menkoinfo H M. Nuh mengungkapkan, pihaknya sedang membahas Permen. Bahkan peraturan ini msih dalam tahap konsultasi antara Menkoinfo dengan pihak partai politik. ‘’Sebentar lagi akan tuntas,’’ katanya.
Disinggung soal batasan tindakan yang melanggar Permen yang hampir tuntas ini, menurutnya, semua tindakan yang merugikan pihak lain. Sehingga semua pihak, dalam hal ini Parpol maupun para caleg, bisa melapor ke Panwas bila merasa dirugikan atas kampanye maupun black campaign yang dilakukan pihak lain.
Soal kemungkinan adanya kampanye maupun black campaign via internet, ia minta jangan merisaukan. Pasalnya, bila terjadi hal yang demikian, bisa dilacak siapa pelakunya. ‘’Itu nanti bisa dilacak,’’ kata dia.
Ditegaskan, parpol mempunyai kendali untuk meredam black campaign. Parpol, kata dia, memegang peranan penting dalam mengendalikannya. ‘’Itu dikembalikan kepada parpol,’’ lanjutnya.
Belajar dari Jarum yang Hilang :
Ada kalanya yang besar itu maknanya kecil, itu adalah kebodohan dalam kemubadziran. Ada kalanya juga yang kecil itu bermakna besar, itu adalah kecerdasan dalam kesyukuran. Sementara ada yang kecil tapi
maknanya kecil dan yang besar maknanya besar, adalah suatu kelaziman. Demikian penggalan kalimat pembuka sambutan Menkoinfo H. M. Nuh dalam puncak acara Harlah NU-83 di lapangan Kampus Hijau Unisla.
'’Bagi kita, NU yang besar ini, kita menginginkan besarnya NU juga memiliki makna yang besar. Itu namanya kecerdasan dan kekuatan dalam
kesyukuran Insya Allah ini bisa dilakukan. Tapi seandainya kita belum pandai menunjukkan secara cerdas keindahan NU, maka akan sulit orang
lain untuk tertarik dengan NU. Bahkan keluarga besar NU sendiri akan enggan dan lari dari rumah besar NU ini,’’ katanya.
Dihadapan ribuan ummat yang hadir dan dengan metamorfasenya yang cerdas, mantan rektor ITS Surabaya ini minta agar belajar mencari jarum yang jatuh ke dalam rumah. Bila diketahui jarum itu jatuh ke dalam kamar yang gelap gulita, jangan mencarinya di ruang tamu meski dalam keadaan terang. Sebab bisa dipastikan, meski di dalam ruang yeng terang benderang, dipastikan jarum yang jatuh itu tidak akan ketemu.
Ia menghimbau untuk mencari jarum yang jatuh itu di dalam ruangan yang gelap. Agar bisa menemukanjarum di suasana yang gelap, maka dibutuhkan pencerahan. ‘’Jadi dibutuhkan pencerahan pada suasana yang gelap tersebut,’’ katanya.
Menkoinfo ini juga memberi pelajaran soal politik. Menurutnya, politik itu hidup karena adanya perbedaan-perbedaan (yang bisa mengarah pada perpecahan). Lebih dari itu, ia menyatakan, tanpa perpecahan, maka hidup tidak cerdas, sehingga diciptakan perbedaan-perbedaan. ‘’Kian perpecahan dan perselisihan, kian dinamis,’’ ungkapnya.
Organisasi NU, lanjut dia, tidak boleh mendekat kepada organisasi politik, sebab NU merupakan organisasi keagamaan. Desain NU, bukan untuk membawa kuat-kuat, tapi untuk nilai-nilai kemanusiaan. ‘’Orang bertubuh besar itu bukan berarti lebih mulia dari orang bertubuh kecil. Nilai kemanusiaannya inilah yang menentukannya,’’ katanya.
Lebih jauh ia mengingatkan, agar organisasi keagamaan ini dijadikan ouer atau pemilik dan jangan dijadikan sebagai pegawai. Pemilik, kata dia, tidak perlu bekerja, tapi pemasukannya terus mengalir untuk kesejahteraan oranya. Apapun yang dikerjakan, akan dapat hasil, meski ada kelas-kelasnya.
Kalau sebagai pemilik, tutur dia, siapa pun yang merebut, akan menang. ‘’Dari konsep kepemilikan ini, menjadi konsep pemanfaatan,’’ katanya.
Konsep ini disampaikan H. M. Nuh, karena menurutnya, keanekaragaman semakin berat. Ia juga menyampaikan konsep kemandirian. Inti dari kemandirian, kata dia, bebas dan terhindar dari virus meminta-minta. Setidaknya, ini yang diharapkan kepada organisasi NU. ‘’Bila ditangani secara cantik, maka banyak yang berbondong-bondong untuk membesarkan NU,’’ katanya.
Meriah :
Sementara puncak acara peringatan harlah NU – 83 Lamongan bisa dibilang sangata meriah. Sebab, selain dihadiri ribuan umat, acara yang dipusatkan di Kampus Hijau Universitas Islam Lamongan (Unislah)ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan group drum band dan bela diri Pagar Nusa serta group musik Ishari.
Guyuran gerimis tidak menghalangi semangat kemeriahan Harlah NU. Meski kota ini berselimut mendung dan guyuran hujan, 15 group drum band Ma’arif, tetap diberangkatkan, sekitar pukul 08.30.
Pemberangkatan group drum bend ini oleh Ketua PC LP Ma’arif Lamongan, Imam Ghazali di depan kantor setempat, di Jl. Lamongrejo. Melintas did epan Pendopo Lokatantra, mereka menuju Kampus Hijau Unisla, tempat terselenggaranya puncak acara Harlah NU 83 di Lamongan.
Atraksi group drumband ini menyita perhatian warga kota setempat. Terlebih, diantara iring-iringan group musik ini, terdapat satu group bela diri Pagar Nusa yang tengah melakukan atraksi sepanjang perjalanan ke kampus. Antusiasme warga ini terlihat, mereka rela kegerimisan, demi untuk menyaksikan kemeriahan sajian peringatan harlah NU ini.
Disamping H. M. Nuh, hadir pada ajcara tersebut yakni Wakil Rois Syriah PWNU Jatim KH Nurudin Arrahman Ketua DPW NU Jatim KH Mutawakil Alallah, Wakil Bupati Lamongan H. Tsalits Fahami, Rois Syuriah PCNU Lamongan KH Suudi Karsim dan
Ketua Tanfidziah KH Abdullah Ma'un, Rektor Unisla Achmad Mudlor.
Pada acara ini Menkoinfo H. M. Nuh juga melakukan launching dan penandatanganan smart school dan smart campus, broadband learning
center dan Anjungan Internet Telkom (AIT) kerjasama dengan PT Telkom.
Dengan fasilitas smart campus, mahasiswa Unisla bisa mengakses informasi seputar perkuliahan seperti nilai dan jadwal perkuliahan via
handphone. Sementara dengan AIT, mahasiswa bisa memanfaatkannya untuk melakukan aktifitas internet banking. Unisla sendiri mendapat delapan
unit alat sejenis. Sedangkan smart school adalah wahana untuk menata database lembaga pendidikan dibawah LP Ma'arif.
Menyingung database ini, H. M Nuh juga sempat
menyampaikan kritiknya. Database, katanya, kelemahan NU. Jika ada yang bertanya berapa jumlah lembaga pendidikan NU, maka jawabannya adalah
sebuah pertanyaan. ‘’Seperti berapa jumlah seluruh lembaga pendidikan di Indonesia. Setelah dikurangi lembaga pendidikan milik Muhammadiyah, maka baru akan ketemu berapa (lembaga pendidikan) punya NU, " kata dia.
Sabtu, Januari 31, 2009
Permen ‘’Black Campaign’’ Segera Tuntas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar