Minggu, Desember 21, 2008

Pentingnya Menyusui Dini




Metode inisiasi meyusui dini atau IMD, menurut penelitian 8 kali lebih berhasil untuk mensukseskan program 6 bulan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Negara lain banyak yang mengenal metode ini sekitar tahun 1987.


Tapi sayang, Indonesia baru megenalnya sekitar dua tahun belakangan. Ini diungkapkan Ketua Sentra Laktasi Indonesia Utami Roesli saat Sosialisasi Inisiasi Menyusui Dini di Ruang Sabha Dyaksa Pemkab Lamongan, Minggu (21/12).
Dihadapan kader Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Utami Roesli mengungkapkan, beberapa negara sudah mengenal metode inisiasi meyusui dini atau IMD sejak medio 1987. Namun Indonesia baru mengenal metode ini dua tahun belakangan. Padahal dengan IMD ini, menurut penelitian 8 kali lebih berhasil untuk mensukseskan program 6 bulan ASI eksklusif.
Dalam kegiatan yang digelar oleh GOW Lamongan tersebut, Utami Roesli menyampaikan pentingnya IMD untuk dilakukan. “Yang disiapkan Allah untuk bayi yang baru lahir adalah dada ibunya, bukan incubator. Dada ibu diciptakan untuk memiliki suhu yang lebih hangat dari suhu luar dan bisa menyesuaikan diri dengan suhu yang dibutuhkan bayi atau thermoregulator thermal synchron. Jika suhu dada ibu terlalu dingin untuk bayi, suhu dada ibu akan naik. Demikian pula sebaliknya, “ ungkap dia.
“Selama ini kita salah dalam menangani bayi yang baru lahir, “ lanjut Utami yang juga tercatat sebagai dokter anak senior di RS ST Carolus Jakarta itu. “Anak adalah titipan Tuhan untuk ibu, bukan ke bidan. Karena itu ibu-ibu harus minta hak IMD. Padahal metode IMD sangat sederhana. Bayi begitu lahir diletakkan didada ibu sehingga ada kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu dan diberi waktu selama satu jam untuk mencari sendiri putting ibunya. Dalam usia bayi 20 menit, bayi akan mulai merangkak mencari putting ibunya dan pada usia 50 menit akan mulai menyusui, “ urainya.
Namun jika bayi lahir normal langsung dipisahkan dengan ibunya untuk ditimbang, lanjut dia, IMD tidak akan bisa dilakukan. Ini juga berarti mengurangi kesuksesan program ASI eksklusif enam bulan. Padahal sebuah penelitian dari Inggris menyebutkan, menunda inisiasi menyusui dapat meningkatkan kematian bayi. Dengan IMD, dapat mengurangi resiko kematian bayi hingga 22 persen. Dan resiko ini akan semakin besar ketika semakin lama menunda permulaan penyusuan, “ paparnya.
Manfaat lain dari IMD seperti disampaikan Utami Roesli diantaranya jalinan kasih sayang antara ibu, ayah dan bayi akan lebih baik. Kemudian dengan IMD bayi akan mendapat kolostrum yang kaya akan antibody, penting untuk pertumbuhan dan ketahanan infeksi bayi. Sementara bagi ibu, IMD dapat merangsang produksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi pendarahan, membuat ibu tenang dan rileks serta merangsang pengeluaran ASI.
Sementara Ketua GOW Lamongan Cicik Rosida Tsalits Fahami saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan pentingnya menyusui untuk kesehatan baik bagi anak dan ibu. “Saya prihatin dengan banyaknya ibu muda yang tidak mau menyusui Karen atkut payudaranya akan kendor. Padahal dengan menyusui juga akan menyelamatkan ibu dari kanker payudara. Karena itu, begitu sosialisasi ini berakhir, segera sampaikan hasilnya, “ ujarnya dalam acara yang juga diikuti bidan Lamongan tersebut.


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

N a m a : dr. Utami Roesli, SpA., IBCLC., FABM
Pendidikan : Dokter Spesialis Anak
Jabatan : - Ketua Sentra Laktasi Indonesia
- Dokter Anak Senior di RS. St Carolus Jakarta

RIWAYAT PENDIDIKAN

Perguruan Tinggi : Dokter FK UNPAD / RSHS. Bandung ( 1972 )
Pendidikan Ahli / Spesialisasi : Dokter Spesialis Anak FK UNPAD/ RSHS, Bandung ( 1980 )
Pendidikan Management : Master Business Administration, University of the City of Manila Philippine (1994)

PENDIDIKAN TAMBAHAN
Neonatology : Sint Raadbout Hospital, Nijmegen, Holland 1987
Lactation Consultant : International Board Certified Lactation Consultant ( IBCLC ) 2001
IBCLC Recertified 2006
American Academic
Breastfeeding Medicine : Fellow of Academic Breastfeeding Medicine ( FABM ) Agustus 2008

PENGHARGAAN
1. Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya 20 tahun dari Presiden RI (Prof DR Ing. B.J. Habibie) tgl 19 Juli 1999.
2. Tanda penghargaan Bakti Karya Husada Tri Windu dari Menteri Kesehatan RI (Prof. Dr. F.A. Moeloek) tanggal
19 Agustus 1999.
3. Tanda Penghargaan Ksatria Bakti Husada ARUTALA dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan dari Menteri Kesehatan RI (Dr. Achmad Sujudi) pada tanggal 1 November 2001.
4. Piagam Penghargaan atas peran serta aktif dalam mensukseskan penyelenggaraan Pekan ASI Se-dunia tahun 2006 dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada tanggal 3 Agustus 2006.
5. Penghargaan sebagai tokoh yang konsisten dalam pengembangan program ASI eksklusif dari IDAI cabang DKI Jakarta pada tanggal 24 Agustus 2006.
6. Tanda penghargaan Wahidin Sudirohusodo atas jasa-jasanya yang menonjol di bidang pengamalam profesi kedokteran khususnya dalam pengembangan program ASI eksklusif dari IKATAN DOKTER INDONESIA tanggal 29 November 2006.
7. Duta IKATAN DOKTER INDONESAI tahun 2007 - 2008


0 komentar: