Dengan potensi pertanian yang dimiliki, seharusnya Lamongan memilikilaboratorium pertanian yang memadai dan gratis. Kalaupaun tidak gratis, setidaknya harga pemanfaatannya dibuat murah agar setiap petani bisa memanfaatkannya tanpa terbebani harga yang mahal. Hal tersebut disampaikan KH Abdul Ghofur Ketua Forum Komunikasi danInformasi pondok Pesantren Berbasis Agribisnis (FKIPPBA) pusat saat Apresiasi Kemandirian Penanganan Kerawanan Pangan di Hotel GrandMahkota Lamongan. Menurutnya, dengan memiliki laboratorium pertanian yang memadai,petani dalam melakukan pemupukan tidak akan ngawur. Demikian puladengan pemerintah ketika memberi penyuluhan pada petanai tentang kadarhara tanah dan komposisi pupuk yang ideal untuk tanahnya bisa betul."Dengan mengetahui data ilmiah kandungan unsur hara tanah maupunkandungan bahan organik lainnya, langkah kita bisa betul. Tidakngomong thok, bahwa unsur hara sekian tapi tidak punya data ilmiahnya.Dengan mengetahui kandungan organik tanah, kita juga bisa membantupetani menentukan tanaman ideal untuk tanah tersebut, " tutur KH AbdulGhofur yang juga pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan DrajatPaciraan tersebut. Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari hingga 4 Desembermendatang tersebut akan memberikan berbagai materi dan pelatihanseputar pertanian pada enam ponpes berbasis agrobisnis dari limakabupaten di Jatim serta delapan kelompok tani (poktan) di KabupatenLamongan. Enam ponpes tersebut yakni Arrofiq dari Tuban, Nurul Islamdan Darussalam dari Bojonegoro Subulul Hudan dari Nganjuk, TarbiyatulNasiin dari Jombang dan Al Hidayah dari Ngimbang/Lamongan. Sementara fasilitator pada kegiatan yang digelar Pusat Ketersediaandan Kerawanan Pangan Departemen tersebut adalah para pakar pertaniandari Universitas Gajah Mada (UGM) seperti prof Yudoro dan JafarShidieq yang akan memberi pelatihan pertanian organik. Selain itu jugapeserta juga akn mendapat pelatihan pembuatan kompos dan biogas. Wakil Bupati Lamongan Tsalits Fahami pada kesempatan sebelumnya saatmembuka kegiatan tersebut menyampaikan, harapannya agar peserta dapatmengambil manfaat dari kegiatan tersbeut. "Kalau nanati pulang dari(acara) ini, masih tetap "pokoke" urea, percuma mengikuti pelatihanini. Mari kita sedikit memaksakan diri untuk kembali pada alam denganmenggunakan pupuk organik. Hal ini penting dilakukan agar tanahkembali subur yang tentunya akan meningkatkan hasil pertanian, " ujardia.