Rabu, Oktober 14, 2009

SMAN 1 Berpeluang Jadi Adiwiyata


SMAN 1 Lamongan nampaknya berpeluang untuk untuk menjadi Sekolah Adiwiyata. Itu setidaknya terungkap saat Kepala Bidang Komunikasi Lingkungan Masyarakat Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim Putu Arta Giri lakukan kunjungan ke sekolah di jalan veteran tersebut kemarin.
            Peluang SMAN 1 Lamongan tersebut terutama karena sekolah ini sudah mengadopsi pembelajaran lingkungan hidup (PLH) dalam kurikulumnya. Seperti disampaikan Kepala BLH Lamongan Luluk Suprapti, Putu Arta Giri sempat tinjau SMAN 1 disela kegiatannya lakukan sosialisasi Program Adiwiyata di Ruang Sabha Nirbawa Kompleks Kantor Pemkab setempat.
            “Pak Putu setelah tinjau lokasi (SMAN 1) sampaikan sekolah tersebut memiliki potensi untuk menjadi Sekolah Adiwiyata. Salah satu syarat untuk masuk kriteria Sekolah Adiwiyata sudah dimiliki sekolah ini. Yakni memiliki mata pelajaran tersendiri yang mengadopsi kurikulum PLH, “ terang mantan Asisten Administrasi tersebut.
            Namun Luluk menambahkan, masih ada proses panjang yang harus dijalani untuk bisa menjadi Sekolah Adiwiyata. Dikatakannya, bahkan ada seleksi tingkat propinsi sebelum bisa masuk seleksi nasional. “Jika Lamongan mampu meraih Sekolah Adiwiyata, itu akan menjadi pelengkap sempurna untuk Adipura yang telah diraih Lamongan selama tiga kali berturut-turut lalu, “ ujarnya.
            Sebelumnya, Putu Arta Giri saat sosialisasi kepada sejumlah sekolah di Lamongan sampaikan Program Adiwiyata berusaha mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Diungkapkannya, ada prinsip-prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam Adiwiyata, yakni partisipatif dan berkelanjutan. “Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperehensif, “ katanya.
            Menurut Putu, kebijakan PLH di sebuah Sekolah Adiwiyata harus ada dalam tataran nyata. Bukan sekedar retorika saja. Dicontohkannya kebijakan penghematan sumber saya alam (SDA). Yang ada harus bukan hanya kebijakan tertulis mengenai petunjuk rinci penghematan SDA di sekolah seperti listrik, air dan alat tulis kantor (ATK). Namun juga harus ada bukti fisik berupa SK Kepala Sekolah tentang penghematan itu.
            “Sekolah Adiwiyata juga harus memiliki kegiatan berbasis partisipatif. Seperti kegiatan ekstrakulikuler dan ko kulikuler yang mendukung pembelajaran lingkungan hidup. Kemudian kegiatan aksi lingkungan yang diprakarsai sekolah maupun pihak luar sekolah serta kegiatan kemitraan pihak sekolah dengan pihak luar, “ terangnya.

0 komentar: